Suamiku Nggak Adil! Orang Tuanya Dikasih Rumah & Mobil, Kami Malah Numpang Hidup
Aku seorang ibu rumah tangga dan anakku berusia 20 bulan. Sekarang, aku lagi hamil anak kedua. Aku mau cerita permasalahan rumah tangga, soal hubunganku dengan mertua dan adik ipar.
Kayaknya, kalau aku cerita ke suami pun dia nggak akan mengerti soal konflik aku dengan orang tuanya. Oh ya, suami adalah anak pertama dari 3 bersaudara. Dia sebenarnya sudah mencicil rumah sebelum menikah. Tapi...
Rumah itu masih dicicil sampai sekarang, Bunda. Tapi, rumah itu ditempati orang tuanya karena rumah mereka dijual. Mereka tinggal di rumah itu selayaknya rumah sendiri. Renovasi sana-sini tanpa izin ke kami.
Kami jadi sulit untuk menjual rumah itu. Padahal, kami berniat punya rumah sendiri karena saat ini, kami tinggal bersama orang tuaku. Kenapa kami nggak tinggal di rumah itu? Pertama, akses dari rumah jauh ke tempat rutinitas suami.
Kedua, kami sebenarnya sempat tinggal di sana sebelum mertua menempati. Tapi, ayah mertua bikin aku nggak nyaman jadi berasa kami hanya menumpang hidup di situ. Padahal, itu rumah punya suamiku!
Bayangkan, aku sempat mau diusir dari rumah itu hanya karena mengajak anak tetangga main di halaman. "Tinggal usir aja kalau macam-macam di sini. Ini rumah anak saya!" kata mertua.
Saat ini, aku lagi hamil 8 minggu, Bunda. Aku jadi sedih dan depresi, sampai akhirnya memutuskan pulang ke rumah orang tuaku. Tapi, ibu mertua dan adik ipar suka menginap sebulan sekali atau bahkan dua kali.
Kalau rumah sendiri sih, nggak masalah. Ini kan kami masih menumpang sama orang tuaku. Yang bikin aku nggak enak, rumah orang tuaku itu nggak besar dan cuma ada dua kamar. Satu kamar untuk orang tuaku, satu lagi untuk aku, suami, dan anak kami.
Suami juga punya mobil, Bunda. Tapi, mobil itu disimpan di rumah yang ditempati orang tuanya dan dipakai mereka. Sementara itu, kami hanya pakai motor untuk sehari-hari. Itu pun motor yang aku beli sebelum menikah.
Hiks! Aku merasa, aku dan anakku nggak dapat keadilan fasilitasi yang suami punya. Dia terlalu mementingkan orang tuanya.
-Bunda A, Bandung-
Tidak ada komentar
Posting Komentar