*Orientasi Akhirat*

Oleh : Didi Junaedi 


‎ “Barang siapa yang menghendaki keuntungan di akhirat akan Kami ‎tambah keuntungan itu baginya dan barang siapa yang menghendaki ‎keuntungan di dunia Kami berikan kepadanya sebagian dari ‎keuntungan dunia dan tidak ada baginya suatu bahagian pun di ‎akhirat.” (Q.S. Asy-Syura: 20)‎


Kehidupan modern dewasa ini menjadikan manusia larut dalam budaya ‎meterialisme. Pemujaan terhadap nafsu kebendaan kian hari kian terlihat ‎jelas. Hari demi hari, setiap orang berlomba-lomba untuk menggapai ‎kesuksesan, yang tidak lain dimaknai sebagai harta berlimpah, jabatan ‎prestisius, rumah megah, mobil mewah, serta investasi baik dalam bentuk ‎deposito, properti atau pun lainnya.‎


Mereka terbuai dengan kesuksesan duniawi yang bersifat sementara. ‎Sedangkan kesuksesan hakiki nan abadi, yakni kesuksesan dan kebahagiaan ‎ukhrawi mereka lupakan. Investasi duniawi dengan menumpuk kekayaan ‎mereka tempuh dengan berbagai cara. Bahkan, tidak jarang menghalalkan ‎segala cara. Sementara investasi ukhrawi dengan memperbanyak amal shalih ‎mereka lupakan.‎


Padahal, Allah Swt menegaskan bahwa kehidupan dunia hanyalah ‎kesenangan yang menipu. “Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah ‎kesenangan yang menipu” (Q.S. Al-Hadid: 20).‎


Dalam ayat lain Allah Swt juga menerangkan bahwa kehidupan akhirat ‎itu lebih baik daripada kehidupan dunia. “Dan sesungguhnya akhir (akhirat) ‎itu lebih baik daripada permulaan (dunia)” (Q.S. Adh-Dhuha: 4). ‎


Allah Swt memerintahkan umat-Nya untuk mempersiapkan bekal ‎‎(investasi) sebanyak-banyaknya untuk kehidupan, baik di dunia ini, lebih-‎lebih di akhirat kelak. Hal ini terekam jelas dalam firman-Nya, “Dan ‎berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa”. (Q.S. Al-‎Baqarah: 197).‎


Dari beberapa keterangan ayat di atas, jelaslah bahwa investasi yang ‎akan langgeng serta membawa kebaikan dan kebahagiaan bagi kita adalah ‎investasi akhirat, yakni taqwa. ‎


Rasulullah Saw bersabda, "Barangsiapa yang obsesinya adalah akhirat, ‎orientasinya akhirat, niatnya akhirat, cita-citanya akhirat, maka dia ‎mendapatkan tiga perkara : Pertama, Allah menjadikan kecukupan dihatinya; ‎kedua, Allah mengumpulkan urusannya; dan ketiga, dunia datang kepada dia ‎dalam keadaan dunia itu hina (dunia datang sendiri kepada kita tanpa perlu ‎kita kejar).‎ Dan barangsiapa yang obsesinya adalah dunia, tujuannya dunia, ‎niatnya dunia, cita-citanya dunia, maka dia mendapatkan tiga perkara : ‎Pertama, Allah menjadikan kemelaratan ada didepan mata; kedua, Allah ‎mencerai-beraikan urusannya; dan ketiga, dunia tidak datang kecuali yang ‎ditakdirkan untuk dia saja" (HR. At Tirmidzi )‎



* Ruang Inspirasi, Ahad, 27 Agustus 2023.