#Coretanmotivasi
Angin tak pernah memilih hidung untuk memberikan udaranya. Karena saking terbiasanya, terkadang cinta yang begitu besar dari sang angin kita lupakan.
Kita terlalu sibuk mengeluhkan sedikit aroma tak sedap ketimbang mensyukuri nikmat udara yang begitu penting dalam hidup dan kehidupan.
Kita sering mencaci hujan. Bahkan menghindari air yang jatuh dari langit dengan alasan takut sakit. Apalagi jika hujan menyebabkan banjir. Habislah hujan kita buly.
Kita tak sadar, bahwa ketika musim hujan tiba, para penjual payung, jas hujan meraup untung. Begitulah, kadang apa yang kita sangka tidak baik sebenarnya adalah kebaikan bagi orang lain hanya saja kita belum menyadari.
Kita lupa bahwa tanpa hujan dunia ini hanyalah daratan kering semata. Mungkinkah ada kehidupan? Tapi hujan terlalu mencintai Tuhan-Nya, dia tetap turun membasahi bumi.
Udara pun mencintai kita karena Allah, sehingga tak ada keluhan sedikit pun ketika cintanya kepada manusia tak terbalas.
Jadilah seperti angin dan hujan dalam berbuat kebaikan. Dalam mencinta. Ucapkan terima kasih atau beragam bentuk penghargaan karena pahala dari Allah jauh lebih besar dari apa yang diberikan manusia.
Berbuat baiklah pada apa dan siapa pun tanpa pandang bulu. Tak ada kebaikan yang salah sasaran, yang ada hanya sikap penerima kebaikan tersebutlah yang kadang salah penafsiran.
Jangan tergoda oleh balasan puja dan puji dari manusia yang sama sekali tidak akan mampu menyelamatkanmu diakhirat.
Biarlah hanya Allah saja yang mengetahui semua kebaikan tanpa harus kita teriakkan.
Lupakan segala kebaikan seolah belum pernah melakukannya. Lupakan kejahatan orang lain, kalau pun harus diingat anggaplah itu sebagai teguran dari Allah yang disampaikan melalui lidah atau ulah seorang pembenci. Tak ada gunanya memelihara dendam. Apalagi mewariskannya.
(Sumber : Jika Kamu Ingin DIcintai -Kurniawan Al Isyhad)
Tidak ada komentar
Posting Komentar